LOKAL JENIUS PESANTREN EKOLOGI ATH THAARIQ
Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam
(Raden Adjeng Kartini)
Pesantren Ekologi Ath Thaariq lahir dari refleksi panjang potret ekologi bangsa ini. Tidak terhitung tanah yang longsor, banjir, abrasi bibir pantai, perubahan iklim, hancur dan hilangnya keanekaragaman hayati. Pada saat ini yang lebih parah lagi adalah pandemi Covid-19.
Untuk menghadapi Covid-19, Pesantren Ath Thaariq berupaya menumbuhkan pondasi-pondasi penting pada peserta didik untuk dijadikan kader generasi baru yang memiliki kecerdasan ekologi, sosial, spiritual, yang dapat menjaga perubahan-perubahan yang terjadi akibat revolusi modernisasi yang eksploitatif.
Proses pendidikan ditujukan untuk membangun karakter individu dan komunitas yang mampu menjaga keanekaragaman komponen biotik-biodiversitas.
Tulisan di atas adalah pembuka paparan dari Nissa Wargadipura saat Serambi Literasi sesi 6 (14/08/20). Pada pembukaan, Nissa yang pada saat ini sedang berada di Aceh Utara, mengabarkan mengenai latar belakang terbentuknya Pesantren Ekologi Ath Thaariq di Garut.
Pada saat ini Indonesia sedang dilanda wabah nasional paling besar dalam sejarah. Pandemi Covid-19 membuat seluruh negara-negara terkena kebijakan pembatasan sosial yang sangat besar, Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) mengabarkan bahwa akan adanya kelangkaan pasokan pangan di masa pandemi Covid-19.
Sementara, seperti yang disampaikan oleh Nissa, kita harus sudah siap menghadapi perubahan iklim yang telah diakui sebagai penyebab meningkatnya frekuensi kekeringan, kebakaran hutan, hurikan, dan lain sebagainya. Semua bencana alam yang setiap kali terjadi selalu menimbulkan korban harta dan tak jarang juga korban jiwa.
Pada survei geologi yang dibuat oleh Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat, mengatakan bahwa temperatur permukaan global yang terus meningkat akan meningkatkan terjadinya lebih banyak kekeringan serta menguatkan intensitas badai. Senada dengan pernyataan dari Departemen Dalam Negeri Amerika, Badan Ruang Angkasa (NASA) mengabarkan bahwa sangat mungkin terjadi bencana besar dari perubahan iklim ini. Selain menyampaikan sumber dari Departeman Dalam Negeri Amerika Serikat serta NASA, Nissa juga mengabarkan bahwa “Agroekologi Penyelamat Masa pada Pandemi Covid-19 dan Perubahan Iklim”
“Di kami (Pesantren Ekologi Ath Thaariq Garut) pada saat pandemi berlangsung dan telah terasa perubahan iklim, telah tampil memperlihatkan dengan kuat, bagaimana agroekologi menjadi jalan ke luar. Tidak menghabiskan air, melainkan mendatangkan air. Minim biaya produksi, tetapi panen berlimpah dan berkualitas tinggi. Dengan benih warisan kita berhadapan dengan cara-cara yang sangat mudah dan sederhana menanam sebagai ragam pangan berbasis pada pemulihan ekologi”
Selain agroekologi yang dipaparkan oleh Nissa, konsep pendidikan yang ada di Pesantren Ath Thaariq juga dipaparkan. Bahwa konsep pendidikan yang dianut adalah “Rahmatan lil’alamin “. Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, bentuk rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Karunia dan rahmat kepada makhluknya di seluruh alam semesta. Di dalamnya menjunjung tinggi hak asasi manusia, juga menjaga hak binatang dan tumbuhan. Rahmat ini adalah milik Allah yang diturunkan melalui Islam untuk dinikmati bersama-sama.
Ketahanan Pangan
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, terdapat kenaikan harga pangan yang bergantung impor. Seperti gula pasir yang tercatat naik harga per Februari 2020 namun sudah menurun kembali per Juni 2020. Kenaikan serupa juga terdai pada sayuran serta kebutuhan pokok lainnya, bawang merah dan Bombay. Selain itu, pandemi juga berdampak pada kehidupan petani di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa pada Mei 2020 terjadi penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 0.85% dimana NTP merupakan indikator untuk mengukur tingkat daya beli petani di perdesaan, juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Dampak besar pandemi dirasakan oleh petani kecil yang memiliki akses pasar terbatas karena petani hanya bisa menjual hasil pertaniannya dengan harga murah di pasar lokal. Tentunya hal ini berdampak pada sulitnya petani membeli bibit dan memperbaharui tanaman mereka.
(Sumber wartaekonomi.co.id, artikel Ketahanan Pangan Selama Pandemi, Bagaimana Solusinya?)
Ketahanan pangan tentunya menjadi sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan ekonomi, kesejahteraan, serta kualitas pangan yang lebih baik. Pada saat pandemi, sebagian besar masyarakat banyak dipusingkan dengan pangan. Bahkan seluruh dunia. Karena adanya batasan sosial bersekala besar, serta kebijakan lainnya. Sehingga pasokan pangan terhambat, harga naik, serta lain sebagainya. Namun ada beberapa wilayah atau komunitas yang tidak terpengaruh sama sekali dengan adanya krisis pangan di masa Covid-19. Pesantren Ekologi Ath Thaariq salah satunya.
Pesantren Ekologi Ath Thaariq pada saat pandemi, mereka justru membantu masarakat sekitar dengan membagikan bahan makanan, air bersih, serta mengedukasi ketahanan pangan. Masyarakat sekitar sangat terbantu, mereka tidak bisa ke luar rumah (karena diharuskan berada di rumah), santri-santri Ath Thaariq berkeliling membagikan makanan.
Konsep-konsep seperti Pesantren Ekologi Ath Thaariq ini harus dikembangkan di Indonesia. Setidaknya ketika musibah muncul seperti sekarang ini, mereka sudah siap serta sudah teredukasi secara lahir dan batin. Dan mereka (santri-santri) menjadi garda terdepan dalam menyosialisasikan kecerdasan ekologi, sosial, dan spiritual, yang dapat menjaga perubahan-perubahan yang terjadi akibat revolusi modernisasi yang eksploitatif serta pandemi.
Pesantren Ekologi Ath Thaariq telah berpraktik baik selama kurang lebih 11 tahun, hasilnya baik dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Kenapa kita tidak melakukan hal yang serupa? Mari berbagi inspirasi, berbagi kebaikan, serta menciptakan kedamaian melalui literasi. Seperti yang disampaikan oleh Pramoedya Ananta Toer “Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: suatu karunia alam. Dan yang terpenting di atas segala-galanya ialah keberaniannya. Kesederhaan adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.” Pesantren Ath Thaariq sudah melakukannya. [HMK]
No Comment