KELUARGA SAAT PANDEMI
Oleh: Zulfia Husna*
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
(Pengalan lirik lagu “Harta Berharga” OST Keluarga Cemara, ciptaan Arswendo Atmowiloto dan Harry Tjahjono)
Dalam Bahasa Inggris ada istilah home sweet home, atau dalam Bahasa Arab juga ada istilah baiti jannati yang sering sekali diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi rumahku surgaku. Memang sudah seharusnya rumah tempat ternyaman dan pelepas kepenatan di setiap saat. Apalagi dengan adanya kehadiran keluarga tercinta.
Adanya imbauan berdiam diri di dalam rumah karena adanya pandemi COVID-19, tentu saja keluarga yang setiap saat kita jumpai. Mungkin beberapa dari kalian memiliki kedekatan yang kuat dengan keluarga masing-masing. Atau mungkin sebaliknya, kalian tidak terlalu dekat dengan keluarga. Maka dengan adanya imbauan untuk berdiam diri di rumah ini, apakah ada yang berubah dengan hubungan kita dengan keluarga? Jika iya, lebih baik atau lebih buruk?
Di Kota Bandung terdapat terdapat 657.769 Kepala Keluarga. Data ini disampaikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Sedangkan penduduk Kota Bandung sendiri mencapai 2,5 juta jiwa. Dari data tersebut kita dapat membayangkan betapa banyak keluarga yang terdampak oleh pandemi COVID-19.
Aku bertanya kepada beberapa teman yang juga tinggal di Bandung, terkait keadaan keluarganya disaat pandemi. Salah satu teman menjawab, hubungannya dengan keluarga menjadi lebih baik. Awalnya keluarganya sibuk bekerja, dan sekarang tinggal di rumah bersama, lalu terjalin kembali komunikasi-komunikasi yang semula tidak terjalin dengan baik. Seperti merencanakan masa depan, memilih sekolah, hingga ngobrol mengenai cita-cita yang ingin dicapai. Selain itu, selama Bulan Ramadhan melaksanakan ibadah bersama dengan melaksanakan shalat Tarawih bersama di rumah, mengaji di rumah.
Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap anggota keluarganya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Temanku ini sibuk bercanda tawa dengan teman-temannya, hingga terkadang lupa dengan keluarga. Begitu juga dengan kakaknya, teman menjadi lebih penting dibanding keluarga. Orang tuanya sibuk bekerja, dan adiknya sibuk bermain game dengan teman-teman di dunia mayanya. Pandemi menyatukan keluarga kembali.
Tak semua orang memiliki cerita bahagia yang sama. Temanku yang satu ini orang tuanya terkadang bertengkar, alhasil ia merasa terbebani. Ditambah dengan rasa tak nyaman karena tak bisa keluar rumah. Orang tuanya juga sering melibatkan atau menyalahkannya dalam pertengkaran mereka. Ia selalu berharap pertengkaran yang terjadi untuk segera berhenti. Perasaan iri juga mulai dirasai ketika melihat orang-orang di sekitarnya yang memiliki keluarga lebih harmonis dari keluarganya.
Sekarang aku akan bercerita tentang keluargaku pada saat pandemi. Ayah bekerja di luar pulau dan tidak bisa kembali pulang ke rumah, seluruh anggota keluarga merindukannya. Sama halnya dengan ayahku, dia juga merindukan anggota keluarganya. Berbeda dengan ibuku, disaat semua orang bekerja dari rumah, ibu mempunyai tugas untuk terus bekerja. Ia seorang dokter. Dia sibuk setiap hari mengurus pasien-pasien disaat genting seperti ini. Pekerjaannya semakin sibuk dari sebelumnya, aku dan adikku terkadang khawatir dengan kesehatan ibu, juga merindukan dirinya untuk berada di rumah berkumpul bersama keluarga.
Ini hanya beberapa keluarga saja, tak sebanding dengan 657.769 keluarga. Masih ada cerita-cerita keluarga lain, baik cerita yang indah atau memilukan hati. Pandemi ini memang membuat banyak perubahan drastis, anggota keluarga harus menyesuaikan diri. Berharap aku, kamu, kita, dan semuanya bisa membuat lingkungan keluarga menjadi lebih baik. Pedulilah dengan perasaan anggota keluarga lain dan orang-orang di sekitar. Pastikan mereka berada di lingkungan keluarga yang aman, bantulah mereka mencari pertolongan jika sesuatu terjadi. Isilah masa pandemi ini dengan hal yang positif, saling membantu dan jaga kesehatan. Sebab keluarga adalah harta berharga yang tidak dapat digantikan oleh apa-apa. Seperti yang dikatakan lirik lagu “Harta Berharga” yang saya kutip di awal tulisan ini.
Sumber : – website bandungkota.bps.go.id
- https://kumparan.com/lirik-lagu/lirik-lagu-harta-berharga-bcl-ost-keluarga-cemara
- Wawancara dengan beberapa teman
*murid Homeschooling Taman Sekar Bandung
(tulisan ini adalah juara 2 lomba karya tulis tingkat SMP Kota Bandung dalam kegiatan Festival dan Jambore Budaya Baca VII 2020 yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung secara virtual 24 Juni – 07 Juli 2020)
No Comment