GELIAT BETA
Oleh Muhamad Handar*
Silaturahmi masih terus digiatkan pasca Magang Pegiat Literasi tahun 2020 lalu meski secara daring, kebulatan tekad untuk terus membersamai sesama pegiat literasi Jawa Barat ini terbukti konsisten melalui program Berani Tampil (BeTa) sudah memasuki episode yang ketujuh setiap Jumat malam via Zoom.
Sharing session ini mempertemukan dua guest star yang memiliki hasrat untuk mengubah pandangan masyarakat pada umumnya bahwa literasi tidak melulu soal membaca dan menulis. Kreativitas dari sang inisiator sangat diperlukan, memiliki beragam program literasi yang bermanfaat dari melihat kebutuhan masyarakat setempat sehingga rencana yang dibangun bisa berdampak dengan baik.
Berawal dari Pangandaran, gadis cantik yang begitu tegas dan sangat aktif bertanya ini adalah pengelola dari Taman Baca Masyarakat (TBM) Brilian. Berdiri sejak tahun 2015 yang diketuai oleh Teh Lina. Teh Desy sapaan akrab yang merupakan nama lengkap Desy Oktavia giat aktif bergabung karena memiliki visi yang sama sebagaimana TBM ini dirintis, yaitu terwujudnya pembelajaran sepanjang hayat, memberantas masyarakat buta aksara, serta membangkitkan gemar membaca.
Menurut pengakuannya, masyarakat di Pangandaran belum menyadari pentingnya membaca. Di sini persoalan yang mengemuka masih banyak orang tua yang kurang mendukung anaknya untuk giat membaca, di samping itu masih terdapat anak yang tidak melanjutkan sekolah bahkan pernikahan dini masih ada. Selain itu, ibu-ibu yang lebih doyan ngerumpi dan mau bergabung jika dirasa ada penghasilan yang didapat.
Pergulatan dari teh Desy dan TBM Brilian dalam pendekatan ke masyarakat ada dua (2) langkah yang dilakukan, yakni Literasi Finansial dan Klorofil Membaca. Target ini tidak hanya menyasar kepada pembinaan orang dewasa namun juga kepada anak-anak. Penjabaran secara langsung dari kegiatan tersebut.
Literasi finansial memberikan edukasi dan keterampilan dalam mengolah bahan herbal atau alami menjadi bernilai jual, semisal sabun herbal, hand sanitizer, dan sabun cuci piring. Pengelolaan tersebut secara langsung dilakukan oleh masyarakat setempat setiap 2 pekan sekali. Pun klorofil membaca kegiatan menyenangkan dengan konsep belajar sambil bermain. Memanfaatkan alam sebagai media belajar dan ruang interaksi yang terjalin sehingga tidak menjenuhkan bagi anak-anak.
Sisi lain cerita berikutnya dari Kabupaten Sukabumi tepatnya TBM Gentong Pasir yang dibawakan oleh Septiawan Maliki Barkah. Sama halnya dengan Teh Desy, Septiawan di sini juga ikut berkontribusi dalam pengelolaan TBM Gentong Pasir yang dibentuk oleh Kang Roni sejak tahun 2016 lalu.
Program-program dari TBM Gentong Pasir ini meliputi; Macalindak (Macatongsir Ulin Jeung Barudak), Macahat (Macatongsing Sehat), Layanan Baca, Layanan Pinjam, Macajar (Macatongsir Belajar), dan Macaling (Macatongsir Keliling).
Banyak torehan prestasi dan apresiasi atas pengalaman yang diraih dalam mengelola TBM. Baik dari pihak DPR maupun tokoh setempat yang menjadikan TBM Gentong Pasir sebagai model TBM yang patut ditiru. Berkat usaha kerja keras dan para relawan yang terlibat menjadikan suasana belajar di TBM kian menyenangkan dan penuh inspirasi.
Sudah menjelang larut malam, antusias teman-teman tidak jengah. Meskipun perlu dilakukan evaluasi kembali agar program BeTa semakin menggema di segenap kalangan pegiat literasi, sela penutupan Aziz Mutakin sebagai MC.
Kami haturkan terima kasih juga kepada Bapak Rohman Gumilar, Kang Opik, Kang Roni, Ibu Hanifah, dan Kang Wildan yang sudah mengikuti kegiatan ini hingga akhir.
*alumni peserta Magang Pegiat Literasi Jawa Barat tahun 2020 serta founder Muda Bergerak Literasi
No Comment